Senin, 02 September 2013

Hentikan Pembantaian Muslim Mesir

Pertikaian antara kelompok demonstran yang memrotes kudeta Presiden Muhammad Mursi dan pihak militer di Mesir yang berlangsung hingga kini, pada akhirnya memakan korban. Kejadian paling mengerikan terjadi pada tanggal 14 Agustus 2013, ketika pihak militer menembaki para demonstran yang melakukan aksi damai di lapangan Rabiah al-Adawiyah dan bundaran al Nadhah, Kairo, Mesir. Stasiun televisi Aljazeera, terdapat lebih dari 3000 tewas dan belasan ribu luka-luka akibat serangan keji dan mengerikan itu. Sebagian besar korban terbunuh akibat tembakan peluru. Sebagian mayat bahkan hangus terbakar.
Kejadian ini tentu saja merupakan tragedi bagi dunia Islam. Terlepas dari isi protes yang disampaikan para demonstran, mereka adalah rakyat sipil tidak bersenjata yang melakukan aksi protes secara damai, dan yang terpenting bahwa mereka adalah muslim. Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali salah satu dari tiga hal: Orang yang telah kawin yang berzina, ia dirajam; orang yang membunuh orang Islam dengan sengaja, ia dibunuh; dan orang yang keluar dari agama Islam lalu memerangi Allah dan Rasul-Nya, ia dibunuh atau disalib atau dibuang jauh dari negerinya.” (H.R. Abu Dawud dan Nasa’i)

Genosida yang dilakukan oleh pihak militer Mesir juga harus dipahami sebagai bentuk loyalitas militer terhadap Amerika Serikat, yang berkepentingan untuk: (1) menjamin suplai energi murah terutama minyak, (2) terjaminnya eksistensi entitas zionis Yahudi, (3) membendung gerakan-gerakan Islam politik yang ingin menegakkan negara Islam atau Khilafah.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka Gerakan Mahasiswa Pembebasan menyatakan:

 

  1. Mengutuk pembantaian yang dilakukan oleh rezim militer di Mesir. Pihak militer semestinya diperuntukkan untuk melindungi rakyat, bukan sebaliknya.
  2. Tindakan brutal pihak militer tidak terlepas dari kepentingan Amerika Serikat, maka tidak selayaknya bagi kaum muslim untuk mengharapkan penyelesaian dengan bantuan Amerika Serikat maupun PBB yang sudah menjadi rahasia umum merupakan mantel kepentingan Amerika Serikat.
  3. Demokrasi pada hakikatnya bukan sebuah sistem yang bebas nilai, namun merupakan sistem yang berstandar ganda. Kejadian kudeta Muhammad Mursi oleh pihak militer yang notabene terpilih melalui proses demokratis, semakin mempertegas demokrasi tidak berpihak pada Islam. Maka menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk tidak lagi tertipu dengan slogan-slogan manis yang dijanjikan oleh demokrasi, lalu kembali ke jalan yang benar untuk bersama-sama melangkah dan membangun kesadaran seluruh komponen umat di setiap negeri Islam, menuju tegaknya syariah dan Khilafah Islamiyah. 
 

 

Jakarta, 18 Agustus 2014

Ketua Umum Pengurus Pusat

Gerakan Mahasiswa Pembebasan,

 

 

Dimas Gusti Randa
                                                                                                                                  
                                                                                                                                   

( Sumber : http://gemapembebasan.or.id/id314-hentikan-pembantaian-muslim-mesir.html )

0 komentar:

Posting Komentar